Belajar tentang Kimia; Fisika; dan Matematika, serta maka pelajaran lainnya di tingkat SD; SMP; dan SMA

Jumat, 31 Desember 2021

Titrasi Permanganometri

 Titrasi Permanganometri

Titrasi Permanganometri



Permanganometri merupakan titrasi yang dilakukan berdasarkan reaksi oleh kalium permanganat (KMnO4). Metode titrasi ini didasarkan pada reaksi reduksi dan oksidasi (redoks) antara KMnO4 dengan bahan tertentu yang bersifat reduktor. Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang bersifat asam. Biasanya digunakan pada medium asam 0,1 N. Asam sulfat merupakan asam yang paling cocok digunakan sebagai pelarutnya karena jika digunakan asam klorida maka kemungkinan sebagian permanganatnya digunakan untuk pembentukan klorin seperti reaksi dibawah ini :

2 MnO4 - + 16 H+ + 10 Cl- 2 Mn2+ + 5Cl2 + 8H2O                            

Kalium permanganat telah digunakan sebagai zat pengoksidasi secara meluas, pereaksi ini mudah diperoleh, murah, dan tidak memerlukan indikator kecuali bila digunakan larutan yang sangat encer. Setetes permanganat 0,1 N memberikan warna merah muda yang jelas kepada volume larutan dalam suatu titrasi. Warna ini digunakan untuk menyatakan berlebihnya pereaksi yang digunakan (titik akhir telah tercapai). Oleh karena itu, titrasi dengan metode permanganometri tidak diperlukan larutan indikator karena kalium permanganat sendiri berfungsi sebagai autoindikator.



Titrasi permanganometri harus dilakukan dalam larutan yang bersifat asam kuat karena reaksi tersebut tidak terjadi bolak balik, sedangkan potensial elektroda sangat tergantung pada pH1. Selama lebih dari satu abad, kalium permanganat telah digunakan sebagai agen pengoksidasi yang penting dalam reaksi redoks. Larutan baku yang digunakan adalah kalium permanganat (KMnO4)2.

Titrasi Permanganometri Dalam suasana asam, reaksi paruh kalium permanganat adalah sebagai berikut:

MnO4- +8 H+ + 5 e-    Mn2+ + 4 H2O                                       

Potensial standar reaksi paruh permanganat dalam larutan asam adalah sebesar (E0 =1,51 volt). Dengan demikian, kalium permanganat merupakan oksidator yang sangat kuat. Berat ekivalen KMNO4 ialah seperlima dari BM (berat ekivalen= 1/5 BM), karena tiap mol kalium permanganat setara dengan 5 elektron, sehingga valensinya 5.

Asam sulfat merupakan asam yang paling cocok digunakan sebagai pelarutnya karena jika digunakan asam klorida, kemungkinan akan terjadi reaksi seperti di bawah ini:

2 MnO4- + 16 H+ 10 CI-     2 Mn2+  + 5 Cl2 + 8 H20                          

Reaksi ini berjalan lambat dalam suasana asam, tetapi dalam suasana basa netral berjalan sangat cepat. Karena aquades umumnya mengandung zat-zat organik yang dapat mereduksi, sering terjadi peruraian sendiri dalam penyimpanan larutan kalium permanganat menurut reaksi:

                                        4 MnO4- + 2 H2O    4 MnO4 +3 O2 + 4 OH-                                      

Sebagaimana dijelaskan di atas, reaksi ini dikatalis oleh MnO2 padat. 

Kalium permanganat jika digunakan sebagai oksidator dalam larutan alkalis kuat, maka ada dua kemungkinan bagian reaksi. Kemungkinan pertama ialah reaksi yang berjalan relative cepat, dan reaksi kedua yang berlangsung lebih lambat:

                                                         MnO4- + e-    4 MnO4 2-                                                            

                                        MnO42- + 2 H2O + 2 e-    MnO2 + 4 OH-                                               

Potensial standar reaksi yang pertama ialah E0 = 0,56 volt, sedangkan pada reaksi yang kedua sebesar E0 = 1,60 volt. Dengan mengatur suasana sebaik-baiknya (misalnya menambah ion barium yang dapat membentuk endapan barium manganat), reaksi pertama dapat berjalan dengan baik.

Dalam Susana alkalis, permanganate secara kuantitatif direduksi menjadi mangan dioksida menurut reaksi berikut, dengan nilai potensial standar E0 = 0,59 volt.

                                        MnO4- + 2 H2O + 3 e-    MnO2 + 4 OH-                              

Untuk membuat larutan baku kalium permanganat, harus dijaga faktor-faktor yang dapat menyebakan penurunan konsentrasi larutan baku yang besar, antara lain dengan pemanasan dan penyaringan untuk menghilangkan zat zat yang dioksidasi.

Larutan kalium permanganat merupakan larutan yang berwarna. Ketika larutan ini digunakan untuk titrasi larutan sampel yang tidak berwarna, tidak perlu digunakan indikator karena 0,1 ml KMnO4 0,01 M dalam 100 ml larutan telah dapat dilihat warna ungunya. Untuk memperjelas titik akhir, dapat ditambahkan indikator redoks, seperti feroin atau asam N-fenil antranilat.

Permanganometri mengacu pada penggunaan kalium permanganat sebagai titran dan indikator.  Larutan kalium permanganat adalah zat pengoksidasi kuat dengan warna ungu tua.  Selama titrasi, analit dioksidasi oleh kalium permanganat dan permanganat direduksi, kehilangan warna ungunya.  Pada titik akhir, tetes terakhir kalium permanganat akan tetap berada dalam larutan dan tampak berwarna merah muda.

Share:

0 komentar:

Posting Komentar

cromulla

Comments

3-comments

FOLLOW ME

LATEST

3-latest-65px

Search This Blog

Feel free to contact us at anytime about our courses and tutorials.

Nama

Email *

Pesan *

About

This just a demo text widget, you can use it to create an about text, for example.

SEARCH

Popular

Labels

Blog Archive