Pembuatan dan Sifat Fisika Amonia (NH3)
Pembuatan Amonia
1. Pembuatan Amonia di Laboratorium
Dalam skala laboratorium, amonia dibuat dengan cara mereaksikan garam amonia klorida dengan basa Kuat atau oksida basa.Gas yang dihasilkan dapat diketahui dengan cara mengujianya menggunakan kertas lakmus. Gas amonia bersifat basa sehingga akan mengubah warna lakmus merah menjadi biru.
2. Pembuatan Amonia di Industri
Amonia dibuat dalam skala industri melalui proses Haber-Bosch. Proses pembuatan ini menggunakan bahan baku gas nitrogen dan gas hidrogen. Harga entalpi ΔH reaksi entalpi pembentukan amonia ini bersifat negatif berarti reaksi ini bersifat eksoterm (melepaskan kalor ke lingkungan).
Sifat Fisik Amonia
Amonia dan garam-garamnya bersifat mudah larut dalam air, kelarutan amonia dalam air dipengaruhi oleh suhu, pada suhu tinggi kelarutan amonia akan berkurang. Dalam keadaan terlarut, amonia dalam perairan dapat berupa amonia bebas (NH3) dan ion amonium (NH4+). Kandungan amonia bebas dan ion amonium sangat dipengaruhi oleh keberadaan oksigen terlarut, amonia ada dalam jumlah yang relatif kecil jika didalam perairan memiliki kandungan oksigen yang tinggi, sehingga kandungan amonia dalam perairan bertambah seiring dengan bertambahnya kedalaman. Pada dasar perairan kemungkinan terdapat amonia dalam jumlah yang lebih banyak dibanding perairan dibagian permukaan karena oksigen terlarut pada bagian dasar relatif kecil.
Sifat fisik
amonia |
Nilai |
Fisik |
Gas tak berwarna dan Berbau
|
Masa jenis |
0,69 g/L |
Kelarutan |
89,9 g/mL |
Titik lebur |
-77,73⁰C |
Temperatur
autosulotan |
651⁰C |
Titik didih |
-33,34⁰C |
Keasaman (PKa) |
9,25 |
Massa Molar |
17 g/mol |
Kebasaan (PKb) |
4,75 |
Amonia di perairan akan ditemukan lebih banyak dalam bentuk ion ammonium jika pH perairan kurang dari 7, sedangkan pada perairan dengan pH lebih dari 7, amonia bebas atau amonia tak-terionisasi yang bersifat toksik terdapat dalam jumlah yang lebih banyak. Tingkat toksisitas amonia tak-terionisasi tergantung pada kondisi pH dan suhu di suatu perairan, sehingga kenaikan nilai pH dan suhu menyebabkan proporsi amonia bebas di perairan meningkat. Kadar amonia bebas yang tidak terionisasi pada perairan tidak lebih dari 0.2 mg/L, jika kadar amonia lebih dari 0,2 mg/L maka akan bersifat toksik bagi beberapa organisme, sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 2004 untuk kadar amonia yang dapat ditoleren hanya 0,2 mg/L di dalam air laut. Kadar amonia yang tinggi dapat merupakan indikasi adanya pencemaran bahan organik.
0 komentar:
Posting Komentar