Standar untuk Titrasi Permanganometri
Permanganometri merupakan metode titrasi yang
dilakukan berdasarkan reaksi oleh
Kalium permanganat (KMnO4). Prinsi reaksi
ini difokuskan pada
reaksi oksidasi dan reduksi
yang terjadi antara KMnO4 dengan
bahan baku tertentu. Titrasi dengan
KMnO4 telah dikenal
lebih dari seratus tahun,
kebanyakan titrasi
dilakukan dengan cara
langsung atas alat yang
dapat dioksidasi seperti
Fe+, asam atau garam
oksalat yang dapat
larut dan lain sebagainya.
Baca Juga : Titrasi dan Larutan Standar
Zat organik
dapat dioksidasi dengan menggunakan KMnO4 dalam
suasana asam dengan pemanasan.
Sisa KMnO4 direduksi
dengan asam oksalat
berlebih. Kelebihan asam oksalat
dititrasi kembali dengan KMnO4.
Metode permanganometri didasarkan
pada reaksi oksidasi
ion permanganat. Reaksi
oksidasi ini dapat berlangsung dalam
suasana asam, netral dan
alkalis. Adapun reaksi
yang terjadi sebagai berikut:
MnO4-
(aq)+ 8 H+ (aq)+ 5e- ⇋ Mn2+ (aq)
+ 4H2O(l)
Permanganat bereaksi secara cepat dengan banyak agen pereduksi berdasarkan pereaksi ini, namun beberapa pereaksi membutuhkan pemanasan atau penggunaan sebuah katalis untuk mempercepat reaksi. Titrasi permanganometri dipilih karena memiliki beberapa kelebihan, diantaranya yaitu lebih mudah digunakan dan efektif, karena reaksi ini tidak memerlukan indikator, hal ini dikarenakan larutan KMnO4 sudah berfungsi sebagai indikator, yaitu ion MnO4- berwarna ungu, setelah direduksi menjadi ion Mn tidak berwarna, dan disebut juga sebagai autoindikator.
Kalium permanganat
bukan larutan baku primer, maka larutan harus distandarisasi, antara lain
dengan arsen (III) oksida (As2O3) dan Natrium oksalat (Na2C2O4).
Permanganometri dapat digunakan untuk penentuan kadar besi, kalsium dan
hidrogen peroksida. Pada penentuan besi, pada biji besi mula-mula dilarutkan
dalam asam klorida, kemudian semua besi direduksi menjadi , lalu dititrasi
secara permanganometri. Sedangkan pada penetapan kalsium, mula-mula .kalsium
diendapkan sebagai kalsium oksalat kemudian endapan dilarutkan dan oksalatnya
lalu dititrasi dengan permanganat. Permanganat bereaksi secara beraneka, karena
mangan dapat memiliki keadaan oksidasi +2, +3, +4, +6, dan +7 . Larutan
permanganat berwarna ungu, jika titrasi dilakukan untuk larutan yang tidak
berwarna, indikator tidak diperlukan. Namun jika larutan permanganat yang
digunakan dalam keadaan encer, maka penambahan indikator dapat dilakukan.
Beberapa indikator yang dapat dipergunakan seperti feroin, asam N-fenil
antranilat. Larutan kalium permanganat (KMnO4) merupakan larutan
standar sekunder karena larutan tersebut mudah terurai jika terkena cahaya,
temperatur tinggi, dan asam atau basa. Sehingga larutan kalium permanganat
(KMnO4) harus distandarisasi terlebih dahulu sebelum digunakan untuk
analisis kimia.
0 komentar:
Posting Komentar