Belajar tentang Kimia; Fisika; dan Matematika, serta maka pelajaran lainnya di tingkat SD; SMP; dan SMA

Sabtu, 01 Januari 2022

Indikator dan Titrasi menggunakan dua indikator


Titrasi dua indikator

Indikator

Pada analisis titrimetri atau volumetrik untuk mengetahui saat reaksi sempurna dapat dipergunakan suatu zat yang disebut indikator. Indikator umumnya adalah senyawa yang berwarna, dimana senyawa tersebut akan berubah warnanya dengan adanya perubahan pH. Indikator dapat menanggapi munculnya kelebihan titran dengan adanya perubahan warna .

Indikator berubah warna karena sistem kromofornya diubah oleh reaksi asam basa. Indikator asam basa merupakan asam organik lemah dan basa organik lemah yang mempunyai dua warna dalam pH larutan yang berbeda. Pada titrasi asam dengan basa, maka indikator yang digunakan adalah asam kedua yang merupakan asam yang lebih lemah dan konsentrasi indikator berada pada tingkat kecil. Pada titrasi asam dengan basa, indikator (asam lemah) akan bereaksi dengan basa sebagai penitrasi setelah semua asam dititrasi (bereaksi) dengan basa sebagai penitrasi .

Metil jingga merupakan senyawa yang berbentuk kristal berwarna kuning kemerahan, lebih larut dalam air panas dan larut dalam alkohol. Metil jingga sering digunakan sebagai indikator dalam titrasi asam basa. Metil jingga mempunyai trayek pH 3,1-4,4 dan pada pKa 3, berwarna merah dalam keadaan asam dan berwarna kuning dalam keadaan basa. Metil jingga digunakan untuk mentitrasi asam mineral dan basa kuat. Menentukan alkalinitas dan air tetapi tidak dapat digunakan untuk asam organik. Metil jingga merupakan asam berbasa satu, netral secara kelistrikan, tetapi mempunyai muatan positif maupun negatif .

Perbedaan antara titik akhir titrasi dan titik akhir ekivalen disebut sebagai kesalahan titik akhir adalah kesalahan acak yang berbeda untuk setiap sistem. Kesalahan ini bersifat aditif dan determinan nilainya dapat menghitung dengan menggunakan metode potesiometri dan kondutometri, kesalahan titik akhir ditekan sampai nol .


Baca Juga :  Standar untuk Titrasi Permanganometri


Titrasi menggunakan dua indikator

Untuk beberapa aplikasi analisis diperlukan suatu perubahan warna indikator yang tegas, tajam pada rentang pH tertentu yang sempit. Penggunaan indikator asam atau basa cukup memberikan bias karena rentang perubahan warna terjadi pada lebar dua satuan pH. Indikator-indikator yang dipilih untuk dicampurkan adalah indikator yang memberikan tumpang tindih warna membentuk warna komplementernya. Pemilihan keduanya ditentukan dengan melihat harga pK' in yang saling berdekatan. Sebagai contoh pemakaian indikator campuran adalah pada titrasi H3PO4 dengan suatu basa kuat atau NaHCO3 dengan suatu asam. Campuran bromocresol green (pK’ in = 5,1) dengan methyl red (pK' in = 5) digunakan untuk menghasilkan warna abu-abu, yang merupakan komplementer dari kedua warna indikator tersebut, yang tajam teramati pada pH 5,1.

Prinsip pencampuran indikator-indikator ini menjadi dasar adanya indikator universal. Indikator ini tidak ditujukan untuk fungsi analisis kuantitatif melainkan hanya sebagai petunjuk range pH suatu larutan. Indikator ini merupakan campuran dari indikator methyl orange, bromothymol blue, alizarin yellow G, dan phenolphthalein yang dilapiskan pada suatu kertas.

Syarat dari indikator campuran adalah mencakup campuran indikator aktual serta campuran indikator dengan pewarna latar belakang konstan. Campuran semacam itu adalah metil merah-metilen biru.

Share:

0 komentar:

Posting Komentar

cromulla

Comments

3-comments

FOLLOW ME

LATEST

3-latest-65px

Search This Blog

Feel free to contact us at anytime about our courses and tutorials.

Nama

Email *

Pesan *

About

This just a demo text widget, you can use it to create an about text, for example.

SEARCH

Popular

Labels

Blog Archive