Titrasi Permanganometri
Permanganometri
merupakan titrasi yang dilakukan berdasarkan reaksi oleh kalium permanganat
(KMnO4). Metode titrasi ini didasarkan pada reaksi reduksi dan
oksidasi (redoks) antara KMnO4 dengan bahan tertentu yang bersifat
reduktor. Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang
bersifat asam. Biasanya digunakan pada medium asam 0,1 N. Asam sulfat merupakan
asam yang paling cocok digunakan sebagai pelarutnya karena jika digunakan asam
klorida maka kemungkinan sebagian permanganatnya digunakan untuk pembentukan
klorin seperti reaksi dibawah ini :
2 MnO4 - + 16 H+ + 10 Cl- ⇋ 2 Mn2+ + 5Cl2 + 8H2O
Kalium permanganat telah digunakan sebagai zat
pengoksidasi secara meluas, pereaksi ini mudah diperoleh, murah, dan tidak
memerlukan indikator kecuali bila digunakan larutan yang sangat encer. Setetes
permanganat 0,1 N memberikan warna merah muda yang jelas kepada volume larutan
dalam suatu titrasi. Warna ini digunakan untuk menyatakan berlebihnya pereaksi
yang digunakan (titik akhir telah tercapai). Oleh karena itu, titrasi dengan
metode permanganometri tidak diperlukan larutan indikator karena kalium
permanganat sendiri berfungsi sebagai autoindikator.
Titrasi permanganometri harus dilakukan dalam larutan
yang bersifat asam kuat karena reaksi tersebut tidak terjadi bolak balik,
sedangkan potensial elektroda sangat tergantung pada pH1. Selama lebih dari satu abad,
kalium permanganat telah digunakan sebagai agen pengoksidasi yang penting dalam
reaksi redoks. Larutan baku yang digunakan adalah kalium permanganat (KMnO4)2.
Titrasi
Permanganometri Dalam suasana asam, reaksi paruh kalium permanganat adalah
sebagai berikut:
MnO4- +8 H+ + 5 e- ⇋ Mn2+ + 4 H2O
Potensial standar
reaksi paruh permanganat dalam larutan asam adalah sebesar (E0 =1,51
volt). Dengan demikian, kalium permanganat merupakan oksidator yang sangat
kuat. Berat ekivalen KMNO4 ialah seperlima dari BM (berat ekivalen=
1/5 BM), karena tiap mol kalium permanganat setara dengan 5 elektron, sehingga
valensinya 5.
Asam sulfat
merupakan asam yang paling cocok digunakan sebagai pelarutnya karena jika
digunakan asam klorida, kemungkinan akan terjadi reaksi seperti di bawah ini:
2
MnO4- + 16 H+ 10 CI- ⇋ 2 Mn2+ + 5 Cl2 + 8 H20
Reaksi ini berjalan
lambat dalam suasana asam, tetapi dalam suasana basa netral berjalan sangat
cepat. Karena aquades umumnya mengandung zat-zat organik yang dapat mereduksi,
sering terjadi peruraian sendiri dalam penyimpanan larutan kalium permanganat
menurut reaksi:
4 MnO4- +
2 H2O ⇋ 4 MnO4
+3 O2 + 4 OH-
Sebagaimana dijelaskan di atas, reaksi ini dikatalis oleh MnO2 padat.
Kalium permanganat jika
digunakan sebagai oksidator dalam larutan alkalis kuat, maka ada dua
kemungkinan bagian reaksi. Kemungkinan pertama ialah reaksi yang berjalan
relative cepat, dan reaksi kedua yang berlangsung lebih lambat:
MnO4-
+ e- ⇋ 4 MnO4 2-
MnO42-
+ 2 H2O + 2 e- ⇋ MnO2
+ 4 OH-
Potensial standar
reaksi yang pertama ialah E0 = 0,56 volt, sedangkan pada reaksi yang
kedua sebesar E0 = 1,60 volt. Dengan mengatur suasana sebaik-baiknya
(misalnya menambah ion barium yang dapat membentuk endapan barium manganat),
reaksi pertama dapat berjalan dengan baik.
Dalam Susana alkalis,
permanganate secara kuantitatif direduksi menjadi mangan dioksida menurut
reaksi berikut, dengan nilai potensial standar E0 = 0,59 volt.
MnO4-
+ 2 H2O + 3 e- ⇋ MnO2
+ 4 OH-
Untuk membuat
larutan baku kalium permanganat, harus dijaga faktor-faktor yang dapat menyebakan
penurunan konsentrasi larutan baku yang besar, antara lain dengan pemanasan dan
penyaringan untuk menghilangkan zat zat yang dioksidasi.
Larutan kalium
permanganat merupakan larutan yang berwarna. Ketika larutan ini digunakan untuk
titrasi larutan sampel yang tidak berwarna, tidak perlu digunakan indikator
karena 0,1 ml KMnO4 0,01 M dalam 100 ml larutan telah dapat dilihat
warna ungunya. Untuk memperjelas titik akhir, dapat ditambahkan indikator
redoks, seperti feroin atau asam N-fenil antranilat.
Permanganometri mengacu
pada penggunaan kalium permanganat sebagai titran dan indikator. Larutan kalium permanganat adalah zat
pengoksidasi kuat dengan warna ungu tua.
Selama titrasi, analit dioksidasi oleh kalium permanganat dan
permanganat direduksi, kehilangan warna ungunya. Pada titik akhir, tetes terakhir kalium
permanganat akan tetap berada dalam larutan dan tampak berwarna merah muda.